Dan kau kalungkan manik-manik dewa dileherku.
Di dalam kanvasmu, dulu,
kau membuatsketsa taman:
seirang lelaki tua, bunga-bunga,
pohon beringin dan burung api.
Gambar yang belum selesai,
lama hilang,
tak sempat menjawab sumpah
sesama bocah bertelanjang hati.
Maka, dengan busur,membusung dada
yang panas berkeringat.
Dengan tobura, menggagas napas sampai
di cakrawala.
Dengan kata, terkuak lapis-lapis pelangi.
Maka Matahari pun diam.
Lalu kusapa kau
yang membungkuk membatu
di kesunyian sukma
sambil seenaknya kau berkata:
"Jangan cari aku di hari esok atau kemarin.
Aku di sini terus melukis!"
Jhon Waromi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar