duhai pujangga memperistri malam
melangkah tak hendak dalam buaian
memejam tak payah pada alunan
... menelan ludah tak berkesudahan
lemah rantak bumi bergejolak
gemulai jemari menghujam awan
menghujat hari berhitung bulan
menghunus belati membelah mentari
wahai pujangga beristri rembulan
padang cahaya tertimpa bayang hitam
memohon tak juga bersuara
meminta tak pula menadahkan tangan
manalah hendak hati bercakap
diperkenankan namun tertawan
dipuja dalam belati di belakang badan
tertusuk manisnya permainan bintang
duhai pujangga yang disunting kata
kelelahan namun tiada sempat berkeringat
kehausan tiada sesiapa meneteskan embun
memandang dalam cahaya keheningan
rangkaian puja-puji telah membunuh ikatan nan sakral
membelah dunia dalam permainan
menohok hati pada bimbang
termabukan hentak tetarian kematian
labuhan perjalanan kian berliku pada persimpangan kehidupan nan bercabang
Originally by Wild Dove
duhai pujangga memperistri malam
melangkah tak hendak dalam buaian
memejam tak payah pada alunan
... menelan ludah tak berkesudahan
lemah rantak bumi bergejolak
gemulai jemari menghujam awan
menghujat hari berhitung bulan
menghunus belati membelah mentari
wahai pujangga beristri rembulan
padang cahaya tertimpa bayang hitam
memohon tak juga bersuara
meminta tak pula menadahkan tangan
manalah hendak hati bercakap
diperkenankan namun tertawan
dipuja dalam belati di belakang badan
tertusuk manisnya permainan bintang
duhai pujangga yang disunting kata
kelelahan namun tiada sempat berkeringat
kehausan tiada sesiapa meneteskan embun
memandang dalam cahaya keheningan
rangkaian puja-puji telah membunuh ikatan nan sakral
membelah dunia dalam permainan
menohok hati pada bimbang
termabukan hentak tetarian kematian
labuhan perjalanan kian berliku pada persimpangan kehidupan nan bercabang
Originally by Wild Dove
Tidak ada komentar:
Posting Komentar