Powered By Blogger

Lencana Facebook

Sabtu, 15 Oktober 2011

Kanvas Dewata

Dan kau kalungkan manik-manik dewa dileherku.

Di dalam kanvasmu, dulu,
kau membuatsketsa taman:
seirang lelaki tua, bunga-bunga,
pohon beringin dan burung api.
Gambar yang belum selesai,
lama hilang,
tak sempat menjawab sumpah
sesama bocah bertelanjang hati.
Maka, dengan busur,membusung dada
yang panas berkeringat.
Dengan tobura, menggagas napas sampai
di cakrawala.
Dengan kata, terkuak lapis-lapis pelangi.

Maka Matahari pun diam.

Lalu kusapa kau
yang membungkuk membatu
di kesunyian sukma
sambil seenaknya kau berkata:
"Jangan cari aku di hari esok atau kemarin.
Aku di sini terus melukis!"

Jhon Waromi

Kamis, 13 Oktober 2011

Bertanya dalam diam...

kini aku sudah beruban sayank,
aku tak lagi terlihat menarik...
jerawat mulai betah tinggal diwajah kasarku...
urAT-urat mulai menonjol di tubuh cekingku...

tak ada lagi kesan erotis dalam senyumku yang dulu membuatmu tersipu..
tak ada lagi sayatan tajam dalam pandangan mataku, yang dulu membuat jantungmu berdetak kencang ketika ku tatap...
tak ada lagi sentuhan malaikat yang membuatmu merinding seperti saat pertama kali ku sentuh tanganmu...

apakah kau masih selembut dulu, yang selalu tersenyum manja seperti purnama yang menghangatkan bumi..
entahlah, aku hanya bertanya dalam diam...