Powered By Blogger

Lencana Facebook

Senin, 18 Februari 2013

Tentang Dirimu dalam kisah Kita..

Ternyata betul menulis tentang Rasa itu sulit,
sesulit aku mendefinisikan keindahan tentang dirimu..

Mengapa kau tiba2 kembali, ketika keyakinan ini telah pudar..
mengapa kau datang lagi, dan selalu berhasil mengalihkan duniaku..
entah berapa tanya "mengapa" yang perlu ku tuliskan yang tak kan tau jawabnya..

Aku hanya lelaki biasa, yang memiliki hasrat, memiliki rasa dan asa..
yang pasti tergoda dengan paras dan sikap lembutmu..
yang pasti terlena dengan senyum ramahmu..

ini Cinta bukan sekedar Rasa yang terpatri bertahun2 dalam angan sejarah...
ini Rasa bukan sekedar asa sesaat untuk mengelabuimu disaat senja..

Betapa tidak, bahkan aku sudah memimpikanmu sebelum aku mengenalmu..
Perempuan dengan paras yang mendekati sempurna, ya setidaknya dimataku.
Perempuan dengan senyum cleopatra yang mampu menaklukkan sang Caesar..
Perempuan dengan tatapan Layla yang membuat Qays menjadi Majnun...
Perempuan dengan kelembutan Ken dedes yang membuat Ken Arok rela membunuh siapapun..
Perempuan yg tentu saja cerdas seperti Aisyah yang sangat disayangi Rosulullah...

entah apalagi yang bisa ku tulis untuk sekedar menggambarkan sosokmu yang gemulai..
Aku hanya bisa membayangkan, kita hidup bersama dengan senyum disetiap moment,
hingga cucu2 kita nanti meniru kisah cinta abadi kita..

kisah cinta yang saling melengkapi,
seperti panas yang membutuhkan hujan,
seperti malam yang membutuhkan Pagi,
seperti diriku yang membutuhkan dirimu..

Hingga saatnya nanti ketika Takdir mulai berpihak..
Hingga saatnya nanti ketika Takdir tak terhalang jarak..

Senja di kereta Ekonomi

senja itu di Kereta ekonomi..

Dering-dering gesekan roda besi kereta yg sudah tampak tua,
sedang rel yang terjajar rapi  menyambut baik desingan dering itu...
angin malampun menambah kesan ramai perjalanan itu..
apalagi lalu lalang penjual asongan yang bergentayangan sepanjang gerbong kereta..

tapi sosok itu, menikmati dunianya sendiri...
dengan rambut yang terurai..
tatapan yang sendu..
tentu saja dengan paras rembulan malam...

dia tampak dewasa, walau apa adanya..
tak ada kesan gengsi ataupun menjaga jarak,
dia benar-benar tampil sewajarnya, dan itulah yang menjadi nilai lebihnya..

dia ramah, sopan seperti perempuan jawa pada umumnya..
dia nyaman untuk dinikmati,
candanya..
gaya bicaranya,
tentu saja gerak geriknya...

tapi aku tak sempat mengenalnya..
bukan karena malu tapi benar2 tak mau..
aku tidak tertarik untuk mengenalnya..
aku hanya tertarik untuk menulisnya..

si Perempuan di senja kereta Ekonomi..