Powered By Blogger

Lencana Facebook

Senin, 23 April 2012

Surat Malam untuk Paska (Selamat Hari Buku)

Masa kecil kaurayakan dengan membaca.
Kepalamu berambutkan kata-kata.
Pernah aku bertanya: “Kenapa waktumu kausia-siakan
dengan membaca?” Kau jawab ringan: “Karena aku ingin
belajar membaca sebutir kata yang memecahkan diri
menjadi tetes air hujan yang tak terhingga banyaknya.”
Kau memang suka menyimak hujan, bahkan dalam kepalamu
ada hujan yang meracau sepanjang malam.

Itulah sebabnya, kalau aku pergi belanja dan bertanya
minta oleh-oleh apa, kau cuma bilang: “Kasih saja saya
beragam bacaan, yang serius maupun yang ringan.
Jangan bawakan saya rencana-rencana besar masa depan.
Jangan bawakan saya kecemasan.”
Kumengerti kini: masa kanak adalah bab pertama sebuah roman
yang sering luput dan tak terkisahkan, kosong tak terisi,
tak terjamah oleh pembaca, bahkan tak tersentuh
oleh penulisnya sendiri.

Sesungguhya aku lebih senang kau tidur di tempat yang bersih
dan tenang. Tapi kau lebih suka tidur di antara buku-buku,
berkas-berkas, yang berantakan. Seakan mereka mau bicara:
“Bukan kau yang membaca kami, tapi kami yang membaca kau.”

Kau pun pulas. Seperti halaman buku yang luas.
Dalam kepalamu ada air terjun, sungai deras di tengah hutan.
Aku gelisah saja sepanjang malam, mudah terganggu suara hujan.

Joko Pinurbo (1999)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar